Jumat, 26 Oktober 2012

Antara si Raja Mie Indomie dan Rivalnya, Mie Sedaap

Hari ini bertepatan dengan Idul Adha 1433H. Ayah, ibu, dan adikku pada sibuk semua ikutan bantu nyembelih hewan kurban di Balai RT. Sementara aku asik fb-an dirumah *ansos ato apalah aku ini ==”(jangan ditiru). Berhubung ibu gag masak, akhirnya aku beli mie di toko tetangga. Dan entah kenapa mendadak teringat tugas Manajemen Pemasaran yang selalu saja berkenaan dengan produk dan pesaingnya. Belum lagi tugas Marketing Planku yang berjudul “Taktik si Raja Mie Indomie”. Alhasil yang tadinya beli Mi sedaap ikutan beli indomie.

Sampe dirumah, aku membandingkan kedua produk yang ada dihadapanku ini. Dua rival besar yang sampai saat ini mendominasi dunia per-Mie-an, Mie Sedaap dan tentu saja Indomie sebagai pelopornya. Mikir apa kelebihan dan kelemahan dua produk ini?.. aku udah lupa juga rasanya Indomie haha. Sejak adanya Mie sedaap, keluargaku beralih menjadi followernya mie sedaap dan meninggalkan si raja mie Indomie.
Menurutku.. tekstur Mie sedaap lebih kenyal dan untuk sisi rasa juga lebih enak mie sedaap. Tapi untuk yang ada nilai-nilai historynya jelas menang Indomie kemana mana :D. Yang ada dipikiran orang pasti “Indomie” sebagai brand ataupun market leader mie apapun. Ini nih yang buat konsumen tetap loyalty sama Indomie.
                                          Si Raja Mie dan Rivalnya

Mencari terobosan-terobosan baru dan tetap berinovasi menjadi kunci sukses sebagai market leader. Tidak melupakan sejarah kesuksesan merek juga menjadi hal yang harus diperhatikan.  Konsistensi dan komitmen tinggi diperlukan dalam implementasi strategi. Memang perlu usaha keras mempertahankan posisi terbaik. Kehadiran mie sedaap tentu menjadi semangat baru untuk bersaing menjadi yang terbaik secara sportif, jadi tetep semangat yahh Raja mie, Indomie.

Minggu, 21 Oktober 2012

Seandainya...


aku akan menjadi buih.. seperti putri duyung didongeng itu kelak aku akan menjadi buih dan membawa mati semua rahasia hatiku sebut aku pesimis tapi sudah terlalu lama aku menunggu saat yang tepat untuk kebenaran itu dan selama itu aku melihat bagaimana benih-benih perasaanmu kepadanya pelan-pelan tumbuh hingga menjadi bunga yang indah aku kalah bahkan jauh sebelum mulai angkat senjata kau ada dihidupku tapi bukan untuk kumiliki kerjap mata indahmu hanya untuk dia dan selamanya itu tak akan berubah meskipun begitu, kenapa aku tidak berusaha berbalik dan mencari jalan keluar dari bayang-bayang dirimu?? jika suatu hari kau menyadari perasaanku ini.. kumohon jangan menyalahkan dirimu mungkin memang sudah begini takdir rasaku cintaku padamu takkan pernah melambung ke langit ketujuh aku hanya membiarkan buih-buih kesedihanku menyatu bersama deburan ombak laut karna memang inilah pengorbanan terakhirku : MEMBIARKANMU BAHAGIA TANPA DIRIKU seandainya.. *tentang rasa yang tak kunjung terucap

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bullying - the worst part of the day is trying to get up enough courage to go to school



“the worst part of the day is trying to get up enough courage to go to school”

Aku pernah mengalami hal itu. Dan itu berlangsung selama 3 tahun. Betapa tiap hari aku harus memberanikan diri datang ke sekolah dan bertemu dengan mereka.. orang orang yang membuatku muak.. benci.. marah ketika ada di sekolah

2004

Selepas SD, aku memutuskan masuk ke SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Entah aku tak tahu mengapa aku tak bisa masuk ke SMP negeri. Padahal selama di SD prestasi akademikku begitu bagus.  Orang tuaku gag diam begitu saja. Mereka bahkan datang ke dinas pendidikan sidoarjo buat minta rekap nilaiku yang asli.. tapi percuma.. seakan ‘mereka’ menutupi semua kejanggalan yang ada. Itu bukan rahasia umum lagi disini.
Aku tak begitu mempermasalahkan aku masuk di SMP Muhammadiyah 1 ini, menurutku dia termasuk salah satu SMP swasta favorit di Sidoarjo dengan embel embel “high class”. Mayoritas siswanya adalah anak –anak dengan golongan menengah keatas *bahkan sekarang kalangan atas.  Ketika aku masuk untuk pertama kainya.. semuanya berjalan dengan baik-baik saja. Sampai 1 bulan mulai berjalan dan semuanya berubah dengan cepat.

Teman-temanku mulai menjauhiku.. aku gag tau kenapa. Hanya yang aku tau,, namaku berubah. Bukan lagi maya.. ketika aku lewat, mereka menyorakiku.. aku gag perlu repot repot untuk menyuruh mereka menyingkir dari gerombolan antrian panjang karena mereka akan menyingkir dahulu sebelum tubuh mereka yang ‘suci’ itu menyentuhku. Aku gag tau kenapa aku diperlakukan seperti itu. 

Dilempari bak tong sampah.. entah itu kertas, penghapus, dompet, tas, gantungan sapu, bahkan sandal pun pernah mampir ke badanku. Dan itu berlangsung setiap hari selama 3 tahun! Betapa aku menahan amarah setiap hari karena aku gag bisa membalasnya. Jumlah mereka terlalu banyak. Aku gag ngerti kenapa ada lelaki seperti mereka.. sungguh aku teramat membenci mereka. Dan karena teramat bencinya sampai sampai aku jatuh cinta sama rivalku sendiri.

Berpikiran buat bunuh diri juga pernah. Bukan karena aku stress disekolah. Tapi karena pikiran konyolku ‘menghantui mereka selamanya’  dan pilihan tempatnya adalah.. di kamar mandi.  Untungnya gag jadi kulakukan karena aku tau, aku masih punya sahabat yang setia menemaniku. Mereka yang selalu membuatku kuat menghadapi semuanya disekolah. Mereka yang tau persis bagaimana peristiwa bullying itu terjadi padaku. Terutama pada sahabatku, Nikki Paramyta. Yang dengan setianya menemaniku saat aku bener-bener down

2007

Ketika dipenghujung SMP.. dan UNAS siap menghadang. Mereka mendatangiku. Minta maaf atas semua kesalahan yang telah mereka perbuat selama ini. minta maaf itu gampang.. tapi memaafkan?? orang bilang lebih baik memaafkan.. tapi bisakah menghilangkan trauma yang ada? bisakah menghilangkan semua kenangan buruk itu dari ingatan?? bahkan hingga saat ini aku masih bis mengingatnya.. di kursi itu.. di ruang itu.. semuanya. Hanya dia.. rivalku yang satu ini.. yang juga membuatku jatuh cinta setengah kamprett.. gag pernah terucap kata ‘maaf’ darinya. Entah karena dia merasa amat bersalah atau bagaimana aku juga gag tau.

Kalian tau, betapa aku membenci reuni yang diadakan dan aku selalu gag pernah datang kecuali jika Nikki ikut datang. Aku terlalu takut buat datang ke tempat itu dan bertemu kalian lagi. Takut dengan sikap yang akan kalian tampakkan padaku. Meskipun yang terakhir dulu, ketika aku datang dan salah seorang diantara kalian meminta maaf padaku lagi.. aku tetap terasa canggung. meskipun aku tau kita sama-sama beranjak dewasa.. tapi maaf aku masih takut.

Mengambil hikmah dari semua kejadian itu.. aku bisa lebih kuat. Terbiasa memposisikan diriku sebagai perempuan yang tidak bergantung sama orang lain. Membuatku lebih mandiri karena aku bisa melakukan semuanya tanpa bantuan mereka.membuatku lebih bisa menahan emosiku yang labil. semua pelajaran yang kudapat ini ga lepas dari para rivalku.. terimakasih buat penderitaan yang kalian beri. aku mendapatkan banyak hikmah yang bisa kupetik dari semua ini (◕^◕)づ(╥﹏╥)

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo