Sabtu, 03 September 2016

Si putih dan Si hitam

Materi Parenting yg bagus... Bisa diterapkan pada anak didik...

*SI ⬜ DAN SI ⬛*

Saat dua bola mata menyaksikan satu fenomena,

⬜ vs ⬛
Ternyata yang lebih menonjol adalah hitam.

⬜⬜ vs ⬛
Ternyata yang lebih menonjol adalah hitam.

⬜⬜⬜ vs ⬛
Ternyata yang lebih menonjol adalah hitam.

⬜⬜⬜⬜ vs ⬛
Ternyata yang lebih menonjol adalah hitam.

⬜⬜⬜⬜⬜ vs ⬛
Dan Ternyata yang lebih menonjol masih tetap hitam.

Coba kita perhatikan bersama dibawah ini!

Coba yang ini
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬛⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
Apa yang lebih menonjol?

Coba yang ini!
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜▪⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
Apa yang lebih menonjol?

Coba yang ini!
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜( • )⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜
Apa yang lebih menonjol?

*Tetap hitam yang lebih kelihatan menonjol*

Bigitulah pada umumnya kita para orang tua, lebih pandai menemukan kekurangan anaknya ketimbang keunggulannya.

Orang tua dan guru lebih pandai menemukan kelemahan seorang anak dalam pelajaran matematika ketimbang menemukan kelebihannya dalam bidang olah raga, kepemimpinan dan organisasi.

Kita cepat sekali menemukan kekurangan anak kita yg sulit sekali diajari membaca dengan baik, tapi lambat sekali menyadari kalau ia cepat sekali diajari membantu pekerjaan orang tuanya dan mengasuh adiknya dengan baik.

Kita selalu ingat kegagalan anak kita di berbagai mata pelajaran di sekolah, namun kita lupa untuk mengingat betapa anak kita pandai bergaul dan dicintai teman-temannya di sekolah.

Kita risau ketika anak kita terlambat berbicara, dan tidak sadar bahwa ia telah menjadi anak yang lincah dan cepat bisa berjalan.

Kita gundah ketika anak kita sulit sekali diajari mata pelajaran, tapi lupa bahwa anak kita sangat mudah sekali diajak berbuat baik pada orang lain.

Kita sering fokus pada kekurangan anak tapi lupa mengembangkan kelebihannya.

Mengapa kita lebih fokus pada kekurangan anak kita? mengapa bukan pada kelebihannya..?  yang mungkin jauh lebih banyak dari pada kekurangannya.

Bayangkan akan menjadi apakah kelak anak kita, jika kita masih terus saja berfokus pada kekurangannya....

🌸Self Reminder Friendly reminder🌸
Semoga bermanfaat

Minggu, 10 Juli 2016

Bisa_Mungkin

Lelah hati yang tak kau lihat
Andai saja dapat kau rasakan
Letihnya jiwaku karena sikapmu...

Lelah rasanya..
Tiap hari hati ini dipaksa bertahan
Menahan segala perasaan yang berkecamuk didalamnya
Kukira rantai itu tlah terputus
Namun kenyataannya tidaklah demikian

Aku berusaha tuk berubah
Namun ku tau tak semudah membalikkan telapak tangan.
Seseorang pernah mengatakan,"berpikirlah yang bahagia-bahagia saja. Hidupmu akan damai."
Namun seseorang lainnya berkata,"Semua tergantung lingkungan."
Ya..
Tergantung lingkungan..
Mungkin itu benar.. Mungkin juga tidak
Bagaimana mungkin kita berpikir yang bahagia-bahagia sementara lingkungan disekitar kita carut-marut tak karuan?
Bagaimana mungkin mengendalikan emosi bila tiap hari kita tertantang tuk membara?
Bagaimana mungkin mulut kita terkunci rapat sementara telinga kita panas mendengar cibiran-cibiran?

Bisa_Mungkin ini saatnya menggunakan ilmu acuh- tak acuh dengan lingkungan.

Entahlah..
Aku hanya lelah memikirkannya
Dan mataku semakin terasa berat
Mungkin saatnya tuk tertidur pulas

Sidoarjo, 10 Juli 2016
21.07
Didalam kamar bersama si kecil

Jumat, 08 Juli 2016

Dan Aku Terbiasa

Dan aku terbiasa
Dengan rasa sakit itu
Menahannya semampuku
Karena mengeluh tak ada guna
Karena bercerita pun juga salah
Karena menangispun tak mengurangi sakitnya

Dan aku terbiasa
Dengan rasa sakit itu
Sesak..
Iya rasanya sesak
Tapi apa daya
Aku hanya bisa terdiam
Menahan rasa sakit itu sendiri
Sambil tersenyum tipis
Bahwa aku baik-baik saja
Meski tidak

Dan aku terbiasa
Dengan rasa sakit itu
Entah sampai kapan aku bisa bertahan
Entah berapa kali harus terjadi lagi
Rasa sakit itu
Biarlah kunikmati sendiri
Tidak apa-apa
Teruskanlah
Mungkin suatu saat nanti
Aku akan kebal dari sakit itu
Mungkin suatu saat nanti
Sakitnya tak akan sesakit sekarang
Mungkin suatu saat nanti
Kamu akan menyadarinya
Dalam diamku
Kunikmati sakit itu sendiri

Bebas

Bebas..
Iya..
Seperti inikah rasanya?
Yang kutau aku nyaman dengan semua ini
Yang kutau aku tak ingin lagi mengingat yang lalu
Yang kutau aku ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi
Yah..
Bebas
Tanpa ada yang mengganjal lagi dihati
Bebas

Selasa, 05 Juli 2016

Kisah Anak Pertama

"Anak Pertama, Bahunya Harus Sekuat Baja, Hatinya Harus Setegar Karang

Beginilah anak pertama...
Bahunya harus sekuat baja, hatinya harus setegar karang.

Tak ada yang tahu bagaimana dalam proses perjuangannya yang terlihat tangguh dan tegar itu ia bisa menangis sejadi-jadinya sendirian, ia tertatih berusaha melawan keterbatasan, ia bersikeras menerjang nasib keberuntungan.

Tak ada tempat meminta tolong bagi anak pertama, kecuali dirinya sendiri dan Allah. Tak ada tempat meminta yang akan menjadikannya payah, tak ada tempat merengek yg akan membuatnya tampak lemah. Ketika terpaksa meminjam pada teman, hati kecilnya selalu berteriak, "Saya harus segera sukses agar kelak bisa bantu orang lain juga." Ya, mandiri. Dibentuk mandiri atau terbentuk mandiri.

Menurut penelitian, anak pertama perempuan berpotensi lebih hebat dari anak pertama laki-laki. Menurutku itu karna ketika anak pertama perempuan merasakan pahit kehidupannya saat masih menjadi anak, naluri keibuan memanggilnya untuk tidak membiarkan anak-anaknya kelak menderita sepertinya.

Aku menggadaikan masa remajaku hanya menjadi kutu buku untuk bisa dapat beasiswa sejak SMP sampai lulus kuliah, motivasiku adalah agar punya bekal untuk mendidik anak dan menopang ekonomi keluarga.

Alhamdulillah punya suami juga anak pertama. Sehati sepaham dalam berjuang menjalani kehidupan. Betapapun kami mengalah pada kehidupan sebelumnya, meskipun tak banyak prestasi yang kami capai, yang terpenting hidup anak-anak kami kelak harus lebih mudah dari kami.

Itulah kami, anak pertama yang sering tak diperhitungkan."

http://www.elsanastasia.com/2016/07/anak-pertama-bahunya-harus-sekuat-baja.html?m=1

_Yup lelah memang_
Lelah menjadi anak pertama
Ketika dituntut dengan segudang prestasi namun setelahnya tak dihargai
Ketika segala paksaan dan cemooh menghinggapi dan tak ada yang mau mengerti
Ketika harus menjadi sosok teladan namun semuanya tetaplah dianggap buruk
Ketika semua kesalahan hanya ditimpakan padanya tanpa ia mengerti dimana letak salahnya
Aku pernah merasakan itu semua..
Yup merasakan..
Karena aku anak pertama

Selasa, 28 Juni 2016

Dan akhirnya kamu pun memutuskan tuk pergi..

Dan akhirnya kamu pun memutuskan tuk pergi..
Mungkin terasa bila ku menghindar
Mungkin terasa bila ku menjauh

Dan akhirnya kamu pun memutuskan tuk pergi..
Setelah pertemuan terakhir kita dulu
Entah mengapa rasa tak nyaman itu timbul
Dan makin membuatku tak menyukai kehadiranmu
Cukup bagiku
Itu yang terakhir kalinya
Aku bertatap muka langsung denganmu

Dan akhirnya kamu pun memutuskan tuk pergi..
Lagi lagi kebohongan itu lagi
Tolonglah..
Biasakan tak berbohong didepanku
Itu membuatku benci
Telah ku katakan berkali-kali
"Jangan bohong, aku tahu"
Tapi tetap saja terulang
Lagi..lagi dan lagi..
Tak bisakah kamu hidup tanpa kepalsuan?
A.K.U B.E.N.C.I P.E.M.B.O.H.O.N.G!!

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo