a. Pleonasme adalah
majas penegasan yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
menegaskan arti suatu kata.
Contoh :
·
Mereka turun
ke bawah untuk melihat keadaan barang-barang yang jatuh.
·
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
b. Repetisi adalah
majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh :
·
Selamat
datang pahlawanku, Selamat datang pujaanku,
Selamat datang bunga bangsaku.
c. Paralelisme adalah
majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam bentuk puisi.
Majas ini dibagi menjadi dua, yaitu :
®
Anaphora : bila kata yang diulang terletak
diawal kalimat.
Contoh :
·
Sunyi itu duka
Sunyi itu lupa
Sunyi itu kudus
®
Katafora : bila kata yang diulang terletak
diakhir kalimat.
Contoh :
·
Sujudku bagi-Mu, Ya Tuhan
Hidupku ditangan-Mu, Ya Tuhan
Sembahku untuk-Mu, Ya Tuhan
d. Tautologi disebut
juga majas sinonimi karena
menggunakan kata-kata bersinonim berturut-turut dalam sebuah kalimat.
Contoh :
·
Kehendak
dan keinginan kami ialah ia kelak menjadi orang yang berguna.
·
Siapa yang tidak tertarik dengan orang yang ramah dan baik hati.
e. Simetri adalah
majas penegasan yang melukiskan sesuatu mempergunakan kata atau kelompok kata
yang seimbang artinya dengan yang pertama.
Contoh :
·
Ia bersedih
dan terus menerus meneteskan airmata.
f.
Enumerasio adalah majas yang melukiskan satu
persatu peristiwa untuk memperjelas suatu keadaan secara keseluruhan.
Contoh :
·
Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar
dengan terangnya. Disana sini bintang bergemelapan. Semua berpadu membentuk
sebuah lukisan yang harmonis. Itulah keindahan sejati.
g. Klimaks adalah
majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin
menghebat.
Contoh :
·
Mulai bayi,
anak-anak, remaja, hingga dewasa dan
berumah tangga, dia selalu patuh.
·
Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil berjejer dihalaman rumah Pak
Kades.
h. Antiklimaks adalah
majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun
(melemah).
Contoh :
·
Gedung-gedung,
rumah-rumah, dan gubuk-gubuk,
semuanya mengibarkan bendera sang meraj putih dihari ulang tahun kemerdekaan.
·
Jangankan seratus
ribu, sepuluh ribu saja dia tak beri.
i.
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya
yang jawabannya sudah diketahui penanya.
Contoh :
·
Siapa yang tidak ingin hidupnya bahagia?
·
Apakah kamu rela ibumu meninggal?
j.
Koreksio adalah majas yang dipakai untuk
melakukan ralat terhadap kesalahan ucapan, baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja.
Contoh :
·
Dia adikku, eh
bukan, kakakku.
·
Dia memarahiku, maksudku menasihatiku.
k. Asidenton adalah
majas yang menyatakan beberapa, keadaan, atau benda secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung.
Contoh :
·
Meja,
kursi, lemari berserakan di kamar
itu.
·
Kain-kain,
buku-buku, mainan anak-anak semua ada ditoko itu.
l.
Polisidenton adalah majas yang menggunakan
kata penghubung dalam sebuah kalimat.
Contoh :
·
Setelah
pekerjaan selesai, dia berkemas-kemas untuk pulang karena hari sudah gelap, lagipula
hari mendung pertanda akan hujan.
m. Ekslamasio adalah
majas yang menggunakan kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh :
·
Wah, hebat
sekali permainan ini!
·
Aduh, saya lupa mengerjakan PR!
n. Praterito adalah
majas yang digunakan pengarang untuk menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu.
Pembaca dibiarkan mengungkapkan sendiri apa yang sengaja dihilangkan atau tidak
disebutkan.
Contoh :
·
Apa
gunanya kukatakan lagi? Bukankah itu sudah menjadi rahasia umum?
·
Pemilihan PNS tahun lalu terjadi banyak kecurangan yang sudah biasa.
o. Interupsi adalah
majas penegasan yang menggunakan sisipan
(kata atau frase) ditengah-tengah kalimat pokok dengan maksud menjelaskan
sesuatu dalam kalimat. Biasanya bagian yang merupakan interupsi dituliskan
diantara tanda kurung atau garis pisah.
Contoh :
·
Aku –kalau
bukan karena terpaksa- takkan mau melakukan pekerjaan ini.
·
Dia, wanita
yang malang, mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
2.
0 komentar:
Posting Komentar