Minggu, 29 September 2013

Piye Kabare? Penak Jamanku Biyen To?

Dering handphoneku membangunkanku dari tidur yang nyenyak dipagi ini.
Aku hanya menatap layar handphone sambil bertanya-tanya..
Dia..
Teringat beberapa hari yang lalu dia menghubungiku tapi tak terhubung.
Masih menatap layar handphone..Lantas kujawab..

"Assalamualaikum, ada apa kak?"

"Walaikumsalam, lagi apa dek? baru bangun tidur ya?"

"Iya nih, ada apa kak?"

"Hmm,, gag ada apa-apa sih, Aku kangen kamu,dek"

jlebb.. Rada gila nih anak. Minggu pagi-pagi gini udah ganggu waktu tidur masih aja ngasih kejutan gag jelas kayak gini. 

"Oh" cuma balesan berdehem yang kujawab.. 

"Kok cuma oh, adek gag kangen ya sama kakak?"

"Nggak"

"Adek berubah sekarang, nggak kayak dulu"

Iya, berubah. Karena kamu yang meminta kita seperti ini kan dulu? Kakak adik dan gag lebih dari itu. Karena kamu yang lebih memilih perempuan itu dibandingkan aku? Perasaanku ke kamu udah hilang sejak kamu pergi dengannya.. dengan perempuan itu. Sekarang apalagi?

"Berubah apa sih, aku tetep aja kayak gini dari dulu"

"Adek udah lupa sama kakak"

"Lupa?? Kalo lupa adek gag bakal bilang tadi pas angkat telpon 'ada apa kak' tapi 'ini siapa'? Lagian tumben-tumbennya telpon. Biasanya juga sibuk sendiri sama Chiko."

Chiko, perempuan yang dia pilih. Perempuan yang dia bilang 11:12 sama aku. Perempuan yang dia bilang beda sama yang lain. Perempuan yang dia bilang bisa buat dia jatuh cinta meskipun dia bilang nyaman banget sama aku. Perempuan bertanktop dan berhotpans itu yang dia pilih dibandingkan dengan perempuan berjilbab sepertiku.

"Kakak lagi di Bali nih, adek mau oleh-oleh apa?"

"Wah tumben banget nawarin, nggak ah, kakak kan pembohong. Oleh-olehin Chiko aja sana."

"Yee, serius ini dek. Kakak kemaren habis dari Australia, mau oleh-oleh coklat nggak? kakak masih punya ini."

"Nggak ada yang awet apa ya.. souvenir kek, coklat mah dimakan abis, nggak seru. Kasihkan Chiko sana, biar romantis"

"Hmm.. kakak udah putus kok, dari seminggu yang lalu"

"Oh, putus to"

Sejenak tersenyum. Oh, itu alasannya kenapa dia menghubungiku lagi. yayayayaa.

"Iya, padahal kakak udah setia, masih aja diputusin. Gimana gini ini dek, kakak sama adek aja gimana?"

What?! Setia kamu bilang?! Jelas-jelas waktu jadian ma Chiko dulu kamu dengan santainya kenalan sama anak komandanmu. Sama aku?? Tolong deh, jangan buat bercandaan pagi-pagi gini.. bikin mules.

"Maksudnya sama adek gimana nih? Nggaklah, dulu aja kakak ninggalin adek buat perempuan lain, dulu aja bilangnya kita kakak adik aja, sekarang kenapa minta sama adek? Lagian kakak tau kan adek udah punya sekarang dan uda mau nikah."

"Huu, gara-gara adek udah punya nih, adek berubah. Waktu sama adek dulu enak, gag kayak sama Chiko. Dia itu nggak bisa ambil hati orang tuaku. Masa' aku ajak ke rumah 2 kali lebaran dia diem aja. Dia juga nggak perhatian, Dia juga nggak peduli aku lagi sibuk atau nggak. Yang dia mau itu, aku yang hubungi dia duluan. Lha aku kan sibuk dek"

Sumpah tawaku pecah saat dia berkata seperti itu. Piye kabare kag? penak jamanku biyen to? Allah itu Maha Adil kok, doaku dulu terkabul "bagiku .. cukup aku saja yang tau. aku hanya ingin kelak dia menyadari siapa yang selalu bisa dia andalkan dalam keadaan susah ataupun senang, siapa yang selalu ada untuknya ketika ia datang dan akan pergi bertugas, siapa yang selalu ada untuknya ketika dia sedang kesepian, siapa yang selalu memperhatikan dan mengkhawatirkannya ketika dia bertugas, dan disaat dia menyadari kesalahannya.. aku telah berbahagia dengan yang lain.."
http://zeezhalone.blogspot.com/2012/09/just-little-note.html

"Haha.. lha kan itu cewek yang kamu pilih, ya harus terima dong kekurangan dan kelebihannya dia."

"Adek ini malah ngetawain kakaknya. Kakak lagi sumpek gini. Yaudah deh, adek lanjutin tidurnya."

"Nggak bisa tidur, udah terang gini. Ok,, Bye kak. Assalamualaikum"

Tanpa babibu langsung nutup telpon. Sambil cengar-cengir sendiri menikmati lagu genus band - kau kau

tak mau lagi ku kembali
takkan mungkin dan takkan mungkin ku kembali
semua salahmu ini terjadi
ku takkan bisa dan takkan bisa bersamamu


kau kau yang menduakanku
dan kau kau yang memutuskanku
dan kini kau berharap kembali
maafkan q tak akan bisa


kau menelpon ku
untuk kembali
maafkan aku maafkan aku, ku tak bisa  
kau kau yang menduakanku
dan kau kau yang memutuskanku
dan kini kau berharap kembali
maaf ku tak akan bisa

kau kau yang meninggalkanku
dan kau kau yang menyakitiku
dan kini kau berharap kembali
maaf ku tak akan bisa

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo