Sabtu, 23 November 2013

Cukup Untuk Kecewa

Iseng liat liat cincin, undangan, dekorasi pelaminan. wkwkwkwkwk..... kayak mau nikah besok aja aku. *tepok pipi dan tersadar kalau aku 21 tahun* 

Hampir saja aku mengomentari status facebooknya.. "iya, aku juga sering gitu. apalagi pas jalan ke PGS. Bikin mupeng liat souvenir dan segala macam buat nikahan"  Tapi ku urungkan. Aku nggak mau melihatnya berkata pedas seperti waktu itu.. 

****

Aku mengenalnya sejak kita berdua duduk dibangku SMA. Dia adalah sahabatku. Sama seperti kedua orang tuaku dulu bersahabat dengan orang tuanya sewaktu dibangku perkuliahan. Dulu, kita biasa kemana-mana bersama. Sampai akhirnya kita berpisah saat dia diterima disebuah universitas negeri di tempat yang jauh dari Sidoarjo.. Dan aku diterima di universitas negeri di Surabaya. Jarang kita berkomunikasi atau sekedar kirim sms. Setiap dia ada di Sidoarjo, dia tidak pernah menghubungiku kecuali aku yang bertanya. Aku tau, dia sibuk dengan segala urusannya. Tapi tidak bisakah dia meluangkan waktunya sedikit untukku.. yang mungkin masih diangkap sahabatnya...

Terakhir dia menghubungiku diawal tahun kemarin. Aku lupa lebih tepatnya dibulan apa. Dia mengirim pesan singkat bahwasannya dia sedang berada di Sidoarjo dan dia ingin bertemu denganku. Aku senang sekali. Dia menanyakan padaku tempat rekomendasi untuk makan dimana, karena dia sudah lama tidak berada di Sidoarjo. Aku pun menyarankan untuk makan di warung pinggir jalan dideretan depan rumahnya. Tujuanku simpel. Selain murah dan enak, warung tersebut ada didekat rumahnya sehingga kita berdua bisa berjalan-jalan seperti waktu SMA dulu, sekalian reuni.. mengenang masa-masa dulu.. berbagi cerita bersama. Tapi apa jawaban yang dilontarkannya?? "Ngapain sih makan di warteg, nggak higienis, kotor, banyak kuman, yang ada malah sakit perut. Cari tempat lain aja. Di Hypermart gag terlalu banyak buat food courtnya. Cuma Moko sama Solaria. Kalau Giant juga gitu-gitu aja. Ke Surabaya yuk, sekalian nonton" Degh.. Rasanya sakit.. Seperti bukan dia yang mengatakan itu padaku. Aku tertawa. Kamu lucu. Kamu lupa ya, dulu waktu SMA kita biasa jajan bareng di warteg depan sekolah? Kamu lupa kita juga biasa beli es doger didepan sekolah? Kamu lupa kita sering makan pentol dengan saosnya yang mengerikan itu didepan sekolah? Kamu lupa ya?? Ya,, Kamu pasti lupa.. jangankan untuk hal itu, Prinsip yang kamu dan 'kita' buat dulu kamu juga sudah melupakannya.. Atau mungkin sengaja lupa??

Prinsip itu.. kamu bilang "Aku nggak akan ciuman sampai aku nikah. Bibirku cuma untuk yang halal untukku" Dan itu jadi prinsip kita. Lantas apa yang terjadi setelah kamu kuliah? Aku melihatmu dengan PDnya memamerkan segala pose foto-foto kemesraanmu dengan pacarmu disana. Dimana bibirmu menempel dipipinya, dikeningnya, ditangannya. Tuhan!! Apa ini! Jujur aku kecewa. Sangat-sangat kecewa dengan perbuatanmu itu. Mana prinsip yang kamu dan 'kita' junjung tinggi dulu sewaktu SMA?? Kemana??

Aku tertawa sekali lagi. Kemana sahabatku yang dulu? Andai kamu yang kuliah di universitasku, yang terkenal dengan kalangan highclass-nya. Apa yang akan terjadi padamu? Mungkin kamu akan lebih angkuh dari ini. 

Pada hari yang kamu janjikan kita akan bertemu, kamu tiba-tiba sms. Mengatakan bahwa kamu tidak bisa bertemu denganku dengan alasan mau ke Surabaya untuk mencarikan boneka minion pesanan temannya. Kamu sudah berjanji, akan menemuiku. Kamu bilang, akan memberiku bingkisan dari Thailand. Dan aku tau, itu masih ada sampai saat ini. Kecewa.. kamu lebih mengutamakan minion itu dan tidak bisa meluangkan waktumu sedikit untuk menemuiku. Aku sudah kecewa, untuk yang ketiga kalinya.

****

 
Iseng liat liat cincin, undangan, dekorasi pelaminan. wkwkwkwkwk..... kayak mau nikah besok aja aku. *tepok pipi dan tersadar kalau aku 21 tahun* 

Hampir saja aku mengomentari status facebooknya.. "iya, aku juga sering gitu. apalagi pas jalan ke PGS. Bikin mupeng liat souvenir dan segala macam buat nikahan"  Tapi ku urungkan. Aku nggak mau melihatnya berkata pedas seperti waktu itu. Aku tidak mau dia membuatku kecewa untuk yang keempat kalinya. Cukup tiga kali bagiku. Mungkin dia lupa.. tentang aku.. yang mungkin masih diangkap sahabatnya...

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo