Rabu, 30 Oktober 2013

Francesz Sanz



Menatap layar laptop sembari membaca beberapa tulisan darimu.. Hening. Hanya ada aku dan secangkir kopi panas dimalam ini. Entahlah, hanya sedikit ingin melihat keadaanmu sekarang. Setelah hampir setahun kita berpisah. Aku mengingat saat-saat kita bersama dulu. Lucu. Tawaku pecah saat aku mengingatmu. Aku lupa bagaimana ku mengenalmu. Dan saat itu.. kita sangat dekat

Aku menyeruput kopi panas disamping laptop dan terus membaca. Aku lupa, dulu aku pernah memberikan link suatu website padamu. Yang mengingatkan cerita tentang kita. Sayang, semuanya sudah tak seperti dulu. Aku ingat terakhir kita bertemu. Kamu meminta maaf padaku dan berjanji tidak mengulang kesalahan yang sama. Tapi, sifat overprotektifmu itu terlalu dalam. Kamu terlalu pencemburu. Pagi itu kita bertengkar hebat. sama seperti yang sebelumnya. Dan itu membuatku marah. Aku masih ingat ketika aku memutuskan hubungan denganmu dan mengusirmu dari kamar apartemenku ini. Yah.. Kamar yang penuh kenangan bersamamu.

Aku masih ingat dengan jelas ketika kamu melamarku dikamar ini. Penuh bunga mawar putih kesukaanku disana sini. Dan entah mulai kapan aku merasakan tubuhmu yang indah itu berpadu dengan tubuhku. menggelora menciptakan rasa yang indah. Kamu memperlakukanku sangat istimewa.. sangat lembut.. Kenikmatan itu semakin menjalar ketika kita bersama mencapai puncaknya. Hari itu juga dimana kamu memintaku untuk tinggal bersamamu disana. Di Perancis. Negara yang selalu kamu puja akan sisi seninya yang tinggi dan tentu romantismenya.

Malam semakin larut. Secangkir kopi yang menemaniku tlah masuk ke dalam lambungku. Suhu kamar ini selalu dingin semenjak kamu pergi. Hanya ada aku. Tanpa kamu. Aku rindu malam-malam kita bersama. Mengingatmu saat bermanja-bercumbu mesra padaku diranjang kita. Kini hanya aku sendiri. Menyisakan aroma tubuhmu yang maskulin disini. Saat-saat kita bersama dulu.

Dan aku hanya berdiam diri. Aku tak peduli bahkan ketika kamu berteriak di telpon memakiku dengan lantangnya. Aku tak tahu kenapa, kamu menjadi marah saat aku sibuk dengan proyek besarku. Kamu bilang aku terlalu sibuk. Aku terlalu bersenang-senang dengan teman-temanku. Aku terlalu emosi sampai akhirnya aku bilang, kita berhenti disini. Kamu terdiam. Dan kamu memutuskan untuk pergi. Malam itu, aku mengantar kepergianmu untuk kembali ke Perancis. Meninggalkan luka dihati kita masing-masing. Aku tak berbicara sepatah katapun. Dan kita memilih hidup sendiri-sendiri.

2 Bulan setelah kembalimu ke Perancis. Ku dengar kamu bersama seseorang disana. Yang ku tahu, dia adalah seorang dimasa lalumu. Oh.. mantan itu membuatku cemburu. Aku tahu aku tak punya hak apapun atas dirimu lagi. Hanya saja, aku tak rela kamu bersamanya. Setiap pertengkaran kita, kamu selalu berkata "Cukup!" Dan aku terdiam.. Sama seperti waktu kamu memakiku dulu. Baiklah.. Cukup, aku memutuskan untuk pergi.

5 bulan berlalu. Kamu kembali kesini. Aku tak peduli. Sok acuh dengan keberadaanmu. Seperti tidak mengenalmu. Hanya saja hati kecilku rindu. Yah.. Rindu akan hadirmu disini. Hingga Akhirnya aku bisa menerima keberadaanmu lagi. Kita mulai berbaikan. Tapi ada yang ganjil. Seperti ada yang kamu inginkan dariku. Bukan tentang perasaan. Hanya kebutuhan tubuhmu yang menginginkannya. Sayang, Aku tak bisa seperti dulu. Kamu berusaha membangkitkannya.. tapi aku tak bisa. Maaf, bukan itu yang aku inginkan sekarang. Aku kira kamu akan berubah, tapi tetap saja. Kamu selalu cemburu bila aku bersama dengan yang lain. Dan itu membuatmu marah. Sekali lagi, kita bertengkar hebat. Kali ini aku benar-benar mengusirmu dari kehidupanku. Kamu pergi.. benar-benar pergi.. Dan aku tak peduli..

Dan hey, Francez Sanz.. bila kita bertemu lagi, aku ingin bertengkar denganmu lagi.. aku merindukan itu..

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo