Jumat, 26 April 2013

Rapuh

Semakin lapuk...
Namun aku tetap senantiasa melukis hadirmu pada kanvas-kanvas usang yang bergelimpangan di ruang hati,yang ku tetapkan dia sebagai singgasanamu.

Tak peduli kau tahu atau tidak.
Tak peduli kau setuju atau tidak.
Aku tetap lukiskan hadirmu yang senantiasa mengurai senyum,menebarkan suka,memapah segala gulana yang sering mengintimidasiku pada keterpurukan rasa.

Ah...mengapa waktu tidak memihakku.
Membiarkan kegersangan pada gurun yang kering.
Atau membiarkanku beku pada dinginnya kristal-kristal kutub nan menawan.
Aku hanya dapat merasaimu.
Menjilati bekas luka parut yang masih tersisa di jiwamu.
Menyirami mimpi-mimpi dengan linangan air mataku,kepedihanku.

Lantas apa yang dapat kita lakukan jika kala semakin detik semakin menua...??
Menanti...??
Usang...dan semakin usang bingkai jiwaku.
Namun asa yang tersiram rindu semakin mengakar.

Mengenggam erat di setiap bulir impian yang telah mendarah daging.
Kita hanya dapat mengisahkan pada musim.
Melantunkannya di keheningan malam.
Dan membisikkan pada raya...Ada asa,yang tak mekarkan di setiap kuncup mimpi-mimpi semesta.

.Lentera Hati.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo